ArticlePDF AvailableAbstractp> Pengelasan saat ini diperlukan terutama di era kemajuan teknologi modern yang berkembang pesat, sehingga dapat diterapkan poda dunia indrustri produksi kapal. Dalam pembuatan kapal patroli polisi harus memiliki kecepatan yang baik tanpa mengesampingkan kekuatan dari kapal tersebut. Maka dari itu dikembangkan teknologi pembuatan kapal material aluminium dan baja .Pada Kapal Patroli Polisi - Kelas A1 63 meter digunakan antara baja dan aluminium menggunakan proses pengelasan GTAW pada pengelasan aluminium dengan bimetal dan FCAW, SMAW pada pengelasan baja dengan bimetal karena setiap bahan memiliki komponen yang berbeda sehingga pengelasan yang berbeda digunakan. Bimetal merupakan alat yang terdiri dari dua logam yang berbeda nilai koefisien muai panjang atau yang berbeda kecepatan pemuaiannya, direkatkan menjadi satu. Kebutuhan bimetal untuk proses penyambungan Kapal Patroli Polisi - Kelas A1 63 meter adalah 55 batang.
Aluminiumbanyak digunakan sebagai bahan baku pada industri pembuatan komponen kapal seperti jendela kapal serta komponen otomotif di IKM Kabupaten Tegal. Pembuatan jendela kapal hanya menggunakan dua jenis limbah aluminium sebagai bahan baku yaitu velg mobil dan blok mesin. Hal ini dilakukan secara turun temurun tanpa adanya data pendukung secara ilmiah.
KESIMPULAN Kuningan adalah campuran dari logam tembaga dan logam seng, Komponen utama kuningan adalah logam tembaga, sedangkan logam seng lebih banyak mempengaruhi warna dan sifat kuningan yang di hasilkan. Dalam proses manufaktur produksi pembuatan kuningan ada 4 tahap yaitu: 1. Melting.100% found this document useful 2 votes934 views11 pagesDescriptionKapal AluminiumCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes934 views11 pagesKapal AluminiumJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. CASTINGSPECIALIST Menlayani Jasa Pengecoran ( Casting ) Perunggu (Bronze), Aluminium, Kuningan (Brass) & Besi cor nodular atau ferro casting ductile iron (FCD). Bifastech - Spesialis Pengecoran Logam Proses Pengecoran ( Casting / Foundry ) merupakan salah satu metode pembuatan / pembentukan produk melalui pencairan Logam pada tungku peleburan kemudian dituangkan atau di cor kedalam [] Pembuatan Kapal Aluminium MNOL, Jakarta – Bahan logam aluminium yang digunakan dalam proses pembangunan kapal dan sebagai bahan untuk konstruksi tangki kapal atau yang lainnya merupakan bagian penting dalam sebuah kapal. Untuk perawatan bahan tersebut, Sjaifuddin Thahir dari Divisi Asset PT Biro Klasifikasi Indonesia BKI memiliki tips merawat bahan yang terbuat dari aluminium supaya kuat dan dapat tahan lama. “Aluminium dapat mengalami deformasi tapi biasanya tidak atau tanpa terjadi kebocoran. Namun bila kapal mengalami tabrakan yang cukup berat atau keras maka kapal juga akan mengalami lubang atau kebocoran,” ungkap Thahir dalam sebuah catatan di akun medsosnya. Grade dari aluminium yang digunakan untuk kapal atau pada lingkungan air laut biasanya adalah grade dengan seri-5000 dan seri-6000 series. Untuk aluminium yang dipakai pada tangki biasanya adalah seri-5052, seri-5083 atau seri-5086. Alasannya, tanpa mengesampingkan faktor kimia dan metalurgi, bahwa seri aluminium tersebut sangat tahan terhadap korosi dan paling tahan bila terkena air garam dan bahan korosif lain pada lingkungan air laut. Lanjut Thahir, aluminium memiliki kekuatan dan elastisitas untuk digunakan pada konstruksi kapal. Aluminium adalah salah satu logam terbaik untuk penggunaan di laut khususnya terhadap serangan karat. “Aluminium yang tanpa di-coating telanjang-red akan membentuk lapisan aluminium oksida pada permukaannya yang menciptakan penghalang dan dapat mencegah logam aluminium dari korosi. Lapisan aluminium oksida dapat melakukan perubahan perbaikan dengan sendirinya,” ulasnya. Jika logam aluminium tersebut tetap bersih dan kering maka oksida akan berusaha mereformasi dan melindungi logam. Dengan alasan ini, maka tangki aluminium dan kapal umumnya tidak perlu dilakukan pengecatan. Bahkan tangki aluminium hampir tidak pernah dicat. “Hal terbaik adalah membiarkan tangki aluminium dalam keadaan telanjang,” tandasnya. Pengecatan tangki tidak akan memberikan perlindungan lebih daripada tidak dilakukan pengecatan. Sebenarnya proses untuk pengecatan aluminium sangat kompleks, misalnya pengecatan tangki bahan bakar kapal biasanya tidak atau jarang dilakukan dan tidak sepatutnya. Di sisi lain, kapal aluminium dapat menjadi agak lusuh setelah beberapa tahun dioperasikan sehingga pemilik kapal biasanya sering mengecat dan merapikannya. Masih kata Thahir, beberapa galangan kapal mengecat kapal aluminium dengan maksud untuk membuatnya lebih menarik dan stylish. Bila pengecatan dilakukan oleh orang yang professional di bidang pengecatan dan faham tentang logam aluminium maka pengecatan bisa bertahan selama bertahun-tahun. “Tetapi jika tidak dilakukan atau diterapkan dengan cara yang benar, maka cat akan segera mulai terjadi chipping dan terkelupas serta tampak lebih jelek daripada aluminium yang telanjang,” paparnya. Proses yang harus digunakan untuk mendapatkan kualitas yang akan terlihat baik dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun, bila mengecat kapal aluminium adalah harus disadari akan muncul kembali ke lapisan oksida. Kebanyakan cat tidak akan menempel ke aluminium karena lapisan oksida. “Jadi logam aluminium harus siap untuk menerima cat dengan cara membersihkan dan menghilangkan kotoran, adanya cat sebelumnya, minyak, lemak, dan apa pun yang ada pada logam aluminium serta secara kimia, menghilangkan oksida,” pungkasnya. Amr Larutanini kemudian dielektrolisis menggunakan karbon sebagai katode dan anode hingga didapat aluminium murni pada katode. Jadi, proses pembuatan aluminium dinamakan proses Hall-Heroult, melalui 2 tahap, yaitu tahap pemurnian dan tahap elektrolisis. Penambahan kriolit bertujuan untuk menurunkan titik didih aluminium oksida ().
PROSES PEMBANGUNAN KAPAL ALUMINIUM Selain penggunaan material kayu, fiberglass dan baja, pada konstruksi kapal kini dalam pembangunan kapal juga bisa menggunakan material alumunium. Kelebihan dari material alumunium adalah memiliki kekuatan material yang lebih baik ketimbang kayu dan fiberglass, namun bobot yang lebih ringan dan lebih tahan terhadap korosi ketimbang baja. Material alumunium sering digunakan pada kapal-kapal cepat baik kapal penumpang ataupun kapal patroli. Berikut proses pembangunan aluminium boat Desain / Perencanaan Dalam proses desain ini kita melakukan desain kapal sesuai kebutuhan client. Disini kita melakukan desain key plan, hingga memperhitungkan kebutuhan material, kekuatan serta peforma dari kapal tersebut. Mould Lofting Proses penggambaran dengan skala 1 1 dari desain ke plat aluminium yang akan digunakan untuk pembangunan kapal. Cutting Proses pemotongan plat aluminium sesuai yang telah di tandai di mould lofting, menjadi komponen konstruksi kapal. Fabrikasi & Assambly Proses penyusunan dan welding dari setiap komponen – komponen yang dihasilkan dari proses cutting sesuai dengan desain perencanaan. Outfitting & Finishing Proses pemasangan untuk system dan perlengkapan lainya dalam kapal, serta pemberian top coat untuk body kapal dan anti fouling untuk bagian bawah garis air kapal. Dalam pembangunan kapal aluminium kami PT. Ouneer Indonesia Group telah berpengalaman dalam pembuatan kapal alumunium, mulai dari kapal patroli hingga kapal cepat untuk penumpang. Dalam pembuatan kapal alumunium galangan kami didukung oleh welder-welder profesional yang telah terbiasa mengerjakan pengelasan alumunium, sehingga dapat mempercepat proses pengerjaan.Berkacadari itu, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) segera merampungkan pembuatan The Croc, kapal perang canggih yang dapat berubah menjadi tiga mode sekaligus pada tahun ini.
Pemeliharaan kapal aluminium pada umumnya sama seperti pada pemeliharaan kapal baja. Pemeliharaan kapal aluminium dilakukan secara berkala sesuai dengan penjadwalan dari Sistem Pemeliharaan terencana atau Planned Maintenance System. Perbedaan pemeliharaan kapal aluminium dengan kapal baja terletak pada pemeliharaan pelat lambung dimana material aluminium tidak perlu dilakukan pengecatan. Pada umumnya material aluminium mempunyai ketahanan terhadap korosi yang sangat baik, maka tidak diperlukan pengecatan pada lambung kapal. Kapal dengan konstruksi aluminium apabila dirancang dan dipelihara dengan tepat dapat beroperasi dengan baik selama bertahun-tahun dengan minimum permasalahan yang muncul. Ada banyak kapal dengan konstruksi aluminium telah beroperasi lebih dari 30 tahun atau lebih beroperasi dengan baik dengan bukti sedikit timbulnya korosi ataupun retak pada struktur kapal. Namun ada beberapa jenis aluminium alloy yang lebih rentan terhadap korosi maka diperlukan pelapisan untuk melindungi lambung kapal. Beberapa kapal aluminium di bagian atas garis air waterline dilakukan pengecatan untuk tujuan estetika, untuk pengecatan di bagian bawah garis air bertujuan untuk melindungi dari fouling. Pengecatan juga dilakukan pada tangki-tangki dengan konstruksi aluminium, contohnya sewage tank dan gray water tanks, ini bertujuan untuk melindungi dari korosi yang berasal dari sifat alami cairan yang ada di tangki tersebut. Walaupun jenis aluminium alloy dengan kode seri 5xxx umumnya tidak perlu dilakukan pengecatan untuk menghindari korosi, apabila dikehendaki dilakukan pengecatan maka harus dilakukan dengan tepat jika tidak tepat akan menimbulkan korosi. Mengutip dari rules badan klasifikasi asing Bureau Veritas – Hull in Aluminium Alloys, Design Principles, Construction and Survey – December 2017, perlindungan terhadap korosi pada kapal aluminium tidak termasuk cakupan Badan Klasifikasi Kapal. Ini merupakan kewajiban dari pemilik kapal dan pembuat kapal untuk memastikan perlindungan material terhadap berbagai macam jenis korosi pada konstruksi aluminium alloy di perairan laut. Prinsip dasar yang dapat diikuti untuk pemeliharaan kapal aluminium yang bertujuan memastikan perlindungan terhadap korosi diantaranya Pemilihan material aluminium alloy yang tepatDesain structural yang menghindari adanya air laut yang terjebak contohnya drain hole, wells, dsbKontrol dari resiko galvanic corrosionPengeringan air laut yang menggenang dan humidity retention zones Inspeksi rutin pada zona yang sensitif seperti pada letak baterai, sambungan heterogeneous, dsbPerawatan rutin pada protective anodes Sesuai dengan peraturan, lapisan pelindung korosi diminta untuk struktur aluminium alloy dengan seri 6xxx pada daerah yang kontak langsung dengan air laut untuk menghindari resiko korosi Namun demikian, material aluminium dapat sangat rentan terhadap retak akibat fatigue. Retak pada struktur dapat terjadi terutama pada kapal material baja yang menggunakan material aluminium sebagai konstruksi deck house. Banyak sumber penyebab korosi dalam aluminium, terutama galvanic corrosion, yang cenderung cepat dan terkonsentrasi, umumnya membutuhkan tindakan segera untuk mengembalikan kekuatan struktural. Secara umum ada 3 penyebab dari munculnya retak pada konstruksi aluminium diantaranya Retak pada sambungan lasRetak yang disebabkan fatigue yang dikarenakan konsentrasi tegangan atau detail dari struktur yang burukKorosi Apabila terjadi retak pada konstruksi lambung maka dilakukan perbaikan kapal aluminium dengan cara melakukan pengelasan pada area retak ataupun dengan memberi doubling plate. Hampir sama dengan perbaikan kapal baja, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perbaikan kapal aluminium diantaranya Pada saat struktur lambung kapal yang termasuk dalam cakupan klasifikasi yang mengalami perbaikan, pekerjaan perbaikan kapal yang dilakukan harus dibawah pengawasan surveyor dari badan klasifikasi kapal harus dilakukan di bengkel, galangan atau personel yang harus dapat menunjukkan kemampuannya untuk melakukan perbaikan lambung kapal sesuai dengan standar mutu yang disyaratkan oleh badan klasifikasi kapal harus dilakukan di kondisi akses yang tepat, cukup pencahayaan dan ventilasi yang baik. Proses pengelasan harus terlindung dari hujan, salju atau struktur lambung dilakukan oleh welder berkualitas, sesuai dengan prosedur pengelasan dan welding consumable yang disetujui oleh badan klasifikasi kapal. Pengerjaan pengelasan harus diawasi dengan tepat oleh pihak galangan. Berikut beberapa referensi galangan kapal di beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki fasilitas pemeliharaan dan perbaikan kapal aluminium diantaranya Wilayah Jakarta dan sekitarnyaPT. Daya Radar UtamaPT. Caputra Mitra SejatiPT. Tesco Indomaritim Wilayah Surabaya dan sekitarnyaPT. Fireboat IndonesiaPT. Dumas Tanjung Perak ShipyardPT. Orela ShipyardPT. Adiluhung Sarana Segara IndonesiaPT. Surabaya Marine KalimantanPT. Eka Multi Bahari KCT GroupPT. Muji Rahayu Marine ShipyardPT. Lims Nautical ShipyardPT. Asian Fast MarinePT. Marinatama GemanusaPT. Batam Expresindo Shipyard TaggedKAPAL ALUMINIUMKONSTRUKSI KAPAL ALUMINIUMPEMELIHARAAN KAPALPERBAIKAN KAPALPERBAIKAN KAPAL LAUTSISTEM MANAJEMEN PEMELIHARAAN KAPALSISTEM PEMELIHARAAN KAPAL membantu galangan kapal indonesia untuk menjangkau pelanggannya di seluruh wilayah dan solusi shipowner untuk dapat menemukan dock space di galangan yang sesuai dengan jadwal dan fasilitas yang dibutuhkan bagi armadanya semudah ISI, CARI dan TEMUKAN. Temukan juga kemudahan mencari penyedia kebutuhan kapal dimanapun melalui website kami.uB46R.